Ayat Renungan: Ulangan 6: 6-7 - “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Saat kita melihat anak-anak muda hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, tentu hati kita dipenuhi rasa syukur dan bangga. Tak jarang kita pun bergumam dalam hati, “Pasti anak ini mendapat teladan iman yang baik dari orang tua atau keluarganya.”
Memang, pertumbuhan iman anak sangat dipengaruhi oleh peran orang-orang terdekat di sekitarnya—seperti mama, papa, saudara, bahkan lingkungan tempat ia dibesarkan. Anak-anak adalah cerminan dari kehidupan orang-orang yang bersedia meluangkan waktu, memberikan tenaga, dan menyediakan ruang untuk mengajarkan kebenaran Firman Tuhan dalam keseharian mereka.
Dalam Ulangan 6: 6-7 disampaikan, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Tuhan memberikan tanggung jawab kepada setiap generasi untuk mewariskan iman kepada generasi selanjutnya. Orang tua dan orang percaya dipanggil menjadi teladan iman bagi anak dan cucu-cucu mereka.
Iman tidak diturunkan secara biologis, tetapi ditabur melalui kebiasaan hidup, bimbingan, dukungan dan teladan. Kita bisa menemukan kebenaran dari hal ini lewat Daud dan keturunannya. Daud adalah figur ayah yang hidup dengan hati yang sepenuhnya untuk Tuhan (1 Samuel 13: 14). Namun anaknya Salomo mulai berkompromi, dan Rehabeam, cucunya, kehilangan arah sepenuhnya. Tiga generasi memiliki tiga kondisi iman yang berbeda-beda. Ini menjadi peringatan bahwa warisan rohani harus dijaga dan dipupuk dengan tekun.
Sementara bukti dari iman yang terus diwariskan bisa kita lihat melalui Timotius. Dia adalah generasi ketiga dari keluarganya. Melalui iman yang diajarkan sejak dari neneknya Lois dan juga ibunya Eunike, Timotius muda tumbuh menjadi orang percaya yang teguh (2 Timotius 1:5). Inilah bukti bahwa iman yang hidup bisa melampaui zaman jika ditanam dengan kasih dan ketekunan.
Sebagai orang tua dan juga orang-orang percaya, mari hadir bagi generasi ini! Saat mereka sedang bertumbuh, kita punya kesempatan untuk membimbing dan mengarahkan mereka kepada iman dan kebenaran. Dengan begitu, mereka dapat mengenal siapa diri mereka di dalam Kristus.
Pertanyaannya: Apakah kita sudah menjadi orang tua yang memberi teladan? Apakah kita sudah menjadi orang-orang percaya yang menjangkau generasi ini dengan kasih Tuhan?
Apakah Anda merasa ditinggalkan dan terpuruk di dalam banyak persoalan? Hari ini, Tuhan ingin hadir mengisi hidup Anda dengan kasih-Nya. Mari buka hati Anda untuk Dia masuk dan bekerja. Serahkan hidup Anda kepada Dia dan mengakui bahwa pengorbanan-Nya di kayu salib telah menebus hidup Anda selamanya. Atau jika Anda ingin berbagi, ingin didoakan atau membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.